Jumat, 16 Maret 2012

KISI-KISI UN 3

UAN 2007/2008
1.     Bapak ibu Sosro yang berasal dari jawa tengah mendidik putra-putrinya secara adat/tradisi kejawen, dengan menggunakan bahasa kromo(bahasa yang halus) untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua. Contoh tersebut menunjukkan adanya hubungan antara......
A.    Sosialisasi dengan kebudayaan
B.    Kepribadian dengan kedaerahan
C.    Kebudayaan dengan keturunan
D.    Lingkungan dengan kebudayaan
E.    Kepribadian dengan lingkungan
2.     Media sosialisasi harus berperan membentuk kepribadian individu sehingga tidak berperilaku menyimpang.oleh sebab itu telivisi atau media massa lain harus bertanggung jawab dalam menjalankan fungsi.......
A.    Memberikan ilmu pengetahuan
B.    Menanamkan nilai dan norma
C.    Menyajikan hiburan populer/modern
D.    Menjelaskan hasil pembangunan
E.    Menyebarkan informasi terakhir
UAN 2008/2009
3.     Keterlibatan para remaja dalam kasus penggunaan narkoba lebih dominan disebabkan oleh adanya pengaruh sosialisasi dari luar lingkungan keluarga. Media sosialisasi yang berperan besar mempengaruhi perilaku remaja tersebut  adalah.......
A.    Lingkungan sekolah
B.    Teman sepermainan
C.    Lingkungan kerja
D.    Media massa
E.    Kerabat
4.     Setiap orang tua akan berusaha untuk menjadikan anak-anaknya untuk memiliki ilmu pengetahuan dan ketrampilan dengan kualitas tinggi. Media sosialisasi yang difungsikan untuk membentuk kepribadian anak dengan kualitas ideal tersebut adalah........
A.    Sekolah
B.    Keluarga
C.    Media massa
D.     Teman sebaya
E.    Lingkungan kerja
5.     Meskipun sudah tahu akibat buruk dari penyalahgunaan narkoba, namun masih banyak remaja yang terjebak mengkonsumsi barang haram tersebut. Kasus ini terjadi sebagai akibat dari......
A.    menurunnya kualitas pendidikan
B.    banyaknya teman dalam pergaulan
C.    lingkungan masyarakat yang buruk
D.    proses sosialisasi tidak sempurna
E.    adanya kebebasan media massa
6.     Setiap kali naik kelas, Iwan selalu diberi uang atau hadiah oleh ayahnya. Hal ini dilakukan supaya iwan termotivasi untuk belajar dengan giat. Selain itu ayahnya juga mendatangkan guru privat yang dikehendaki Iwan. Tindakan tersebut  tergolong sebagai pola sosialisasi partisipatoris, karena....
A.    Memberikan sanksi yang tegas
B.    Melibatkan peran orang lain
C.    Mencegah selalu terjadi sesuatu
D.    Meningkatkan prestasi belajar
E.    Memperbaiki hubungan sosial
 7.     Dewasa ini kehidupan kehidupan masyarakat semakin dinamis dan pengaruh budaya dari luar mempunyai peranan yang sangat besar dalam membentuk kepribadian generasi muda. Media sosialisasi yang dominan dalam proses sosialisasi tersebut adalah........
A.    Sekolah
B.    Keluarga
C.    Teman bermain
D.    Media massa
E.    Lingkungan kerja
8.     Seorang anak mulai mengenal lingkungan keluarga dan meniru bentuk aktifitas orang tuanya. Kenyataan tersebut menunjukkan seorang anak melakukan sosialisasi.......
A.    Sekunder
B.    Informal
C.    Partisipatif
D.    Represif
E.    primer
9.     Banyak remaja yang pandai bermain musik maupun olah raga. Media sosialisasi yang berfungsi efektif menumbuhkan minat dan bakat tersebut adalah....
A.    kelompk sebaya
B.    lingkungan kerja
C.    lembaga keluarga
D.    media komunikasi
E.    keluarga besar
10.   Perilaku individu sangat dipengaruhi lingkungan pergaulanya. Seorang anak yang lahir di lingkungan keluarga Indonesia tentu akan berkpribadian Indonesia. Kenyataan itu menunjukkan, bahwa sosialisasi bertujuan untuk membentuk kepribadian yang sesuai dengan......
A.    Kebutuhan hidup
B.    Perkembangan jaman
C.    Budaya masyarakat
D.    Tindakan masyarakat
E.    Jumlah individu
11.   Seorang anak sebagai generasi penerus harus dibekali dengan keimanan, ketaqwaan, dan pemahaman pada nilai dan norma sosial untuk membentuk anak yang bermoral kuat. Media yang berperan dalam sosialisasi tersebut adalah........
A.    Sekolah
B.    Masyarakat
C.    Pemerintah
D.    Media massa
E.    Keluarga
12.  Pak Herman selalu menginginkan anaknya selalu disiplin dalam hidup. Ia sering memarahi bahkan memukul setiap kali anaknya tidak disiplin. Pola sosialisasi tersebut bersifat......
A.    Partisipatif
B.    Akualitatif
C.    Represif
D.    Edukatif
E.    Normatif
1.     Seorang guru sebelum menyajikan materi pelajaran terlebih dahulu mengingatkan siswa tentang           semboyan “ Katakan Tidak Untuk Narkoba” dan jika terlibat narkoba, siswa diancam pemecatan (dikembalikan ke orang tuanya). Hal ini merupakan bentuk sosialisasi dalam linkungan yang bersifat......
A.    Terbuka
B.    Tertutup
C.    Formal
D.    Informal
E.    Nonformal
Media Sosialisasi
Ada berbagai jenis media sosialisasi yang bertindak sebagai agen sosialisasi, yakni pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi, antara lain sebagai berikut.
a. Keluarga (kinship)
Keluarga sebagai agen sosialisasi, merupakan kelompok social terkecil dalam masyarakat. Keluarga Inti (nuclear family) yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak-anak serta orang lain yang ada dalam keluarga tersebut ikut menjadi media sosialisasi bagi anak. Pada masyarakat yang mengenal sistem keluarga luas (extended family) agen sosialisasi berjumlah lebih banyak, antara lain paman, bibi, kakek, nenek, dan sebagainya, di samping kedua orang tuanya. Dalam keluarga ada beberapa faktor yang bersifat universal dan memengaruhi pembentukan kepribadian anak, yaitu sebagai berikut.
1) Sifat otoriter orang tua
Sifat otoriter yang berlebihan dapat menimbulkan konflik dalam diri anak terutama di dalam masyarakat modern yang makin kompleks. Dalam masyarakat tradisional sifat otoriter orang tua lebih besar dan lebih lama, sehingga sifat tersebut menjadi tradisi yang diwariskan. Akan tetapi pada masyarakat modern anak umumnya mengalami emansipasi yang akan menirunya kembali segala nilai yang ditanamkan padanya.
2) Larangan Incest
Incest adalah perkawinan yang terjadi di kalangan keluarga sendiri atau perkawinan sedarah. Larangan incest mendorong seseorang mencari pasangan di luar kalangan keluarga.
3) Persaingan untuk mendapat kasih sayang
Persaingan di dalam hidup keluarga menjadi pendorong bagi seseorang anak untuk mencari hubungan social di luar kalangan keluarga. Orang tua harus mendorong perkembangan pribadi anak, yaitu memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang.
Dalam keluarga dikenal dua macam pola sosialisasi yaitu sebagai berikut.
a) Sosialisasi represif
Sosialisasi represif yaitu sosialisasi yang mengutamakan ketaatan anak pada orang tua. Sosialisasi ini lebih menekankan penggunaan hukuman terhadap anak yang melakukan kesalahan. Contoh: memukul anak apabila tidak menaati perintah orang tua. Sosialisasi semacam ini salah satu sifatnya hanya terjadi satu arah (terletak pada orang tua saja).
Adapun bentuk sosialisasi represif, antara lain sebagai berikut.
– Menghukum perilaku keliru.
– Kepatuhan anak terhadap orang tua.
– Komunikasi sebagai perintah.
– Komunikasi nonverbal.
– Sosialisasi berpusat pada orang tua.
– Anak memerhatikan keinginan orang tua.
– Dalam keluarga pengaruh didominasi orang tua (ayah).
Sarana sosialisasi yang paling ampuh adalah bahasa, kata-kata tidak harus baik, jahat, dan  sebagainya. Sarana tersebut merupakan alat penting untuk membentuk hati nurani seseorang. Selain itu, bahasa juga menjadi perantara dalam proses pengembangan diri.
b) Sosialisasi persuasif
Sosialisasi persuasif yaitu sosialisasi yang mengutamakan tindakan pencegahan agar anak tidak
melakukan penyimpangan sosial.
Contoh: tindakan pemberian peringatan dari orang tua kepada anak, ketika anak ingin keluar malam. Peringatan tersebut, misalnya kalau biasa sering keluar malam kesehatan bisa memburuk, terlambat ke sekolah, dan sebagainya.
b. Teman sepermainan
Pada usia remaja kelompok bermain berkembang menjadi kelompok persahabatan yang lebih luas. Perkembangan itu disebabkan oleh bertambah luasnya ruang lingkup pergaulan remaja baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Peranan positif dari kelompok persahabatan terhadap perkembangan kepribadian anak sebagai berikut.
1) Remaja merasa aman dan dianggap penting dalam kelompok persahabatan.
2) Remaja dapat tumbuh dengan baik dalam kelompok persahabatan
3) Remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran rasa kecewa, takut, khawatir, tertekan, gembira yang kemungkinan tidak didapatkan di rumah.
4) Remaja dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial yang berguna bagi kehidupannya kelak.
5) Remaja lebih bersifat dan bersikap dewasa.
Selain peranan positif, ada kemungkinan timbul peranan negatif, misalnya: melalui kelompok persahabatan yang disebut dengan “Geng” atau “klik geng”. Kelompok persahabatan “Geng” atau “klik geng” adalah  kelompok sosial yang mempunyai kegemaran berkelahi atau membuat keributan, bahkan tidak jarang mereka minum-minuman keras dan memakai obat-obat terlarang. Klik adalah kelompok kecil tanpa struktur formal yang anggotanya mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama.
c. Sekolah
Pada masyarakat tradisional yang masih sangat sederhana (primitif ) keluarga merupakan lembaga paling dominan dalam proses sosialisasi. Tetapi pada masyarakat modern fungsi menyosialisasikan anak diganti oleh lembagaformal yang disebut sekolah.
Fungsi pendidikan sekolah sebagai media sosialisasi sebagai berikut.
1) Memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengembangkan daya
intelektual agar siswa dapat hidup layak.
2) Membentuk kepribadian siswa agar sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam
masyarakat.
3) Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskannya dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
4) Merangsang partisipasi demokrasi melalui pengajaran keterampilan berbicara dan mengembangkan kemampuan berfikir secara rasional dan bebas.
d. Sosialisasi di lingkungan kerja
Lingkungan kerja juga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seseorang. Di lingkungan kerja seseorang akan berinteraksi dengan teman sekerja, dengan pimpinan, dan dengan relasi bisnis. Kelompok kerja sangat beragam, karena terbentuk dari berbagai bidang keahlian dan jenis pekerjaan. Dalam hubungan sosial di lingkungan kerja setiap orang harus menjalankan peranan sosial dengan  kedudukannya. Peranan ini akan menghasilkan sikap tertentu yang memengaruhi tindakan sebagai anggota masyarakat.
e. Sosialisasi melalui media massa
Media massa terdiri atas media cetak (seperti surat kabar dan majalah) dan media elektronik (seperti radio, televisi, video, film, piringan hitam dan kaset). Media massa memiliki peranan penting dalam proses sosialisasi. Kehadiran media massa sangat memengaruhi tindakan dan sikap anggota masyarakat terutama anak-anak. Nilai-nilai dan norma yang disampaikan akan tertanam dalam diri anak melalui penglihatan maupun pendengaran. Apabila informasi yang diterima positif sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat maka akan terbentuk kepribadian yang positif, misalnya penayangan tentang dunia pendidikan, agama, dan lain-lain. Sebaliknya jika informasi yang disampaikan negatif maka akan membentuk kepribadian anak yang kurang baik, misalnya penayangan film yang menonjolkan kekerasan akan mendorong perilaku agresif pada anak-anak yang melihatnya.
6. Jenis-Jenis Sosialisasi
Jenis-jenis sosialisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.
a. Sosialisasi primer (primary sosialization)
Sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dan menjadi pintu bagi seseorang memasuki keanggotaan dalam masyarakat. Tempat sosialisasi primer adalah keluarga karena manusia lahir dan hidup di tengah-tengah keluarga. Sosialisasi primer akan memengaruhi seorang anak untuk dapat membedakan dirinya dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, seperti ayah, ibu, kakak, dan adik.
b. Sosialisasi sekunder (secondary sosialization)
Sosialisasi sekunder adalah proses sosialisasi berikutnya yang memperkenalkan kepada individu tersebut sektor-sektor baru dunia objektif masyarakat. Sosialisasi sekunder mengajarkan nilai-nilai baru di luar lingkungan keluarga seperti di lingkungan sekolah, lingkungan bermain, dan lingkungan kerja. Salah satu bentuk sosialisasi sekunder yang sering dijumpai dalam masyarakat adalah proses resosialisasi atau sering disebut proses permasyarakatan total.
Contoh: rumah tahanan, rumah sakit jiwa, dan lembaga pendidikan militer.
Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu kepribadian baru. Ia di didik untuk menerima aturan dan nilai baru.
B. Pembentukan  Kepribadian
C. Faktor-Faktor Pembentukan Kepribadian
Kepribadian seseorang terbentuk dari hasrat-hasrat biologis dan bakat-bakat naluri yang sudah ada. Kepribadian baru akan berkembang sepenuhnya melalui proses belajar terhadap lingkungan sosial.
Perkembangan kepribadian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu sebagai berikut.
1. Faktor Keturunan (heredity) Warisan Biologis
Semua manusia yang normal dan sehat memiliki persamaan biologis tertentu, seperti memiliki dua tangan, pancaindra, kelenjar seksual, dan otak yang rumit. Persamaan biologis ini membantu  menjelaskan beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku semua orang. Setiap orang memiliki warisan biologis yang berbeda satu dengan lainnya. Faktor keturunan berperan terhadap  keramahtamahan, perilaku kompulsif (dipaksakan), dan kemudahan dalam pergaulan sosial. Akan tetapi factor keturunan tidak berpengaruh terhadap terbentuknya kepemimpinan, pengendalian diri, dorongan hati, sikap, dan nilai.
Faktor keturunan yang berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian yang terpenting adalah perbedaan intelegensi dan kematangan biologis. Bakat memerlukan anjuran, pelatihan, dan pengajaran untuk dapat dikembangkan dalam kehidupan sosial. Misalnya seseorang yang memiliki bakat menyanyi belum tentu ia kelak menjadi penyanyi jika tidak dilatih secara terus-menerus dan dikembangkan dalam lingkungan kehidupan.
2. Faktor Lingkungan Alam (natural environmental)
Keadaan lingkungan alam seperti perbedaan iklim, topografi, dan sumber daya alam mengharuskan manusia mampu menyesuaikan diri. Dengan adanya proses penyesuaian diri itulah maka akan muncul bentuk kebudayaan yang dipengaruhi oleh alam. Misalnya olahraga ski muncul pada masyarakat yang lingkungan alamnya mengalami musim salju. Kebudayaan masyarakat yang hidup di pantai berbeda dengan masyarakat yang hidup di pegunungan atau hutan belantara. Melalui proses penyesuaian diri manusia membentuk sikap dan tindakan yang berbeda dengan manusia lainya.
3. Faktor Sosial (sosial environment)
Di samping keadaan alam memengaruhi kebudayaan, kebudayaan pun bisa memengaruhi alam. Perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat memengaruhi kepribadian seseorang. Misalnya kebudayaan petani, kebudayaan kota, dan kebudayaan industri tertentu memperlihatkan corak kepribadian yang berbeda-beda. Di masyarakat kadang-kadang terdapat karakteristik kepribadian umum, namun tidak berarti semua anggota termasuk di dalamnya. Kepribadian umum merupakan serangkaian ciri kepribadian yang dimiliki oleh sebagian besar anggota kelompok sosial yang bersangkutan.
4. Faktor Kelompok Manusia (group)
Kepribadian seseorang juga dipengaruhi oleh adanya kelompok manusia lainnya.
Hal itu dikarenakan kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang tidak mungkin dapat hidup sendiri. Kelompok manusia pertama yang memengaruhi kepribadian anak adalah keluarga, tetangga, teman sepermainan, dan sekolah.
D. Hubungan Pembentukan Kepribadian dengan Kebudayaan
Hubungan kepribadian dan kebudayaan
Kepribadian ada yang selaras dan tidak selaras dengan lingkungan alam maupun dengan lingkungan sosial. Keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan alamnya dapat dipahami dari kedudukan alam sebagai tempat hidup dan yang memberi hidup manusia.
Ada tujuh pokok makna lingkungan alam bagi manusia, yaitu sebagai berikut.
1. Manusia memiliki ikatan dengan lingkungan alam.
2. Motivasi etis dapat mendasari kecintaan terhadap alam yang berdasarkan rasa keindahan.
3. Alam menghidupi manusia.
4. Alam merupakan serikat bagi manusia dalam hal mempertahankan diri.
5. Alam menjadi sumber materi genetik.
6. Alam memiliki arti penting bagi pengetahuan dan pendidikan.
7. Alam menjadi sumber kesehatan, rekreasi, serta kesenian.
Lingkungan sosial terdiri atas individu maupun kelompok yang berada di sekitar manusia. Di dalam masyarakat akan dijumpai lapisan-lapisan sosial yang menghasilkan kepribadian masingmasing. Individu disebut berkepribadian jika pola perilaku khas diproyeksikan pada suatu lingkungan sosialnya. Perilaku individu diharapkan selaras dengan lingkungan sosialnya dalam situasi tertentu sebagai berikut.
1. Individu dengan keluarga
Peranan individu ditentukan adat istiadat, norma-norma, dan nilai-nilai serta bahasa yang ada pada keluarga melalui proses sosialisasi dan internalisasi.
2. Individu dengan lembaga
Posisi dan peranan individu dalam lembaga sosial sudah dibakukan berdasarkan moral, adat atau hukum yang berlaku.


3. Individu dengan masyarakat
Posisi dan peranan individu dalam komunitas tidak lagi bersifat langsung, sebab perilakunya sudah tertampung atau diredam oleh keluarga dan kebudayaan yang mencakup dirinya.
4. Individu dengan negara
Individu dengan masyarakat dalam persepsi makro lebih bersifat abstrak.
5. Individu dan negara
Posisi individu dalam suatu negara sebagai warga negara.
Kepribadian yang menyimpang atau tidak selaras dengan lingkungan alam adalah menunjukkan perilaku manusia yang memanfaatkan lingkungan alam secara tidak benar sehingga menimbulkan bencana alam yang pada gilirannya justru akan mengancam kelestarian hidup manusia itu sendiri. Pencemaran lingkungan alam, penggundulan hutan, merupakan contoh-contoh kepribadian yang tidak selaras dengan lingkungan alam sehingga menimbulkan kesengsaraan. Kepribadian yang tidak selaras dengan lingkungan social mewujudkan pola perilaku yang menyimpang yang membuat keresahan masyarakat, misalnya kenakalan remaja, tindak kriminal, penyalahgunaan narkoba yang semuanya merupakan penyakit masyarakat.


 UAN 2007/2008
1.     Perhatikan pernyataan berikut:
1). Pemerintah bersifat otoriter
2). Masyarakat mematuhi norma secara sadar
3). Pelanggaran dapat ditindak secara tegas
4). Ancaman sanksi dari pemerintah tidak jelas
Pernyataan di atas yang merupakan tujuan pengendalian sosial adalah.......
A.    1 dan 2
B.    1 dan 3
C.    2 dan 3
D.    2 dan 4
E.    3 dan 4
2.     Rudi yang bolos sekolah satu kali dicap pembolos oleh gurunya. Julukan sebagai pembolos dari gurunya juga diikuti oleh teman-temannya. Karena perlakuan guru dan teman-temannya yang mencap Rudi sebagai pembolos, maka ia kemudian mengulang perbuatannya secara terus menerus. Terjadinya perilaku menyimpang tersebut dengan teori......
A.    Labeling
B.    Perilaku
C.    Anomi
D.    Fungsi
E.    Konflik
3.     Jenis pengendalian sosial berupa berita yang menyebar secara tidak langsung dari sumbernya dan belum tentu kebenarannya, tetapi berfungsi efektif adalah.......
A.    Intimidasi
B.    Cemoohan
C.    Teguran
D.    Gosip
E.    hukum
UAN 2008/2009
4.     Remaja yang sedang mengalami stres berat berupaya untuk menghilangkan kekalutannya dengan mengkonsumsi narkoba. Penyimpangan yang dilakukan tersebut dapat diancam dengan hukuman berat karena termasuk penyimpangan........
A.    Primer
B.    Sekunder
C.    Positif
D.    Negatif
E.    Gaya hidup
5.     Setiap tahun ajaran baru, siswa kelas X diberi satu eksemplar tata tertib sekolah untuk dibaca dan dipahami. Tindakan preventif ini ditujukan agar...............
A.    Tidak terjadi pelanggaran tata tertib oleh siswa
B.    Semua siswa baru dapat menghafal tata tertib
C.    Tata tertib sekolah menjadi dikenal masyarakat
D.    Pihak sekolah tidak perlu menasehati para siswa
E.    Beban pekerjaan guru di sekolah berkurang
 6.     Tujuan pemerintah Indonesia mengadakan penyuluhan hukum, bukan untuk menangkap dan memenjarakan para pelaku kejahatan, namun untuk memelihara keamanan ketertiban sehingga masyarakat dapat menjalankan kehidupannya dengan aman dan damai. Berdasarkan sifatnya, contoh kasus tersebut  untuk pengendalian sosial yang bersifat.........
A.    Koersif
B.    Represif
C.    Edukatif
D.    Preventif
E.    Persuasif
UAN 2009/2010
7.     Pengendalian sosial dapat dilakukan melalui sindiran kepada orang/kelompok yang telah melakukan kesalahan. Harapannya agar orang tersebut secara moral dapat berubah. Tujuan pengendalian tersebut ditujukan untuk.......
A.    Mempermalukan orang yang bersalah
B.    Melampiaskan kemarahan masyarakat
C.    Mempertebal keyakinan masyarakat tentang norma
D.    Mengubah perilaku individu/kelompok
E.    Menegakkan aturan dalam masyarakat
8.     Pengendalian sosial(social control) adalah suatu pengawasan dari suatu kelompok terhadap kelompok lain untuk mengarahkan peran individu atau kelompok sebagai bagian dari masyarakat, agar tercipat suatu kemasyarakatan sesuai dengan yang diharapkan. Hal itu menunjukkan bahwa pengendalian sosial berfungsi untuk ........
A.    Menciptakan sistem hukum yang tegas dan jelas
B.    Mengembangkan tertib perilaku anggota masyarakat
C.    Mempertebal keyakinan masyarakat tentang norma
D.    Memberikan hadiah bagi masyarakat yang taat norma
E.    Mengembangkan rasa takut dan tidak percaya diri
9.     Joni pada dasarnya seorang anak yang baik. Pemahamannya yang salah dalam upaya menghargai dan solidaritas terhadap kawannya menyebabkan ia terjerumus pada kenakalan remaja(kebut-kebutan, menggunakan narkoba) dan tindak kriminal (pengedar narkoba). Tindakan Joni ditnjau dari penerimaan masyarakat termasuk jenis penyimpangan........
A.    Sekunder
B.    Primer
C.    Individu
D.    Kelompok
E.    Profesional
10.  Setelah perceraian kedua orang tuanya, Dodi berubah menjadi anak pemabuk dan sering bolos sekolah. Contoh tersebut menunjukan adanya perilaku menyimpang akibat......
A.    Serangan unsur budaya asing
B.    Pengawasan sekolah sangat lemah
C.    Sanksi bagi pelanggar tidak kuat
D.    Media sosialisasi tidak sempurna
E.    Subkebudayaan menyimpang
11.  Penyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal tercela dan di luar batas toleransi. Pada hakikatnya, suatu tindakan dianggap menyimpang apabila.......
A.    Dilakukan untuk tujuan tertentu
B.    Dilakukan sebagian kecil orang
C.    Terjadi pelangaran norma
D.    Dapat ditoleransi masyarakat
E.    Kepribadian dengan lingkungan
 12.  Perhatikan ciri-ciri penyimpangan berikut ini:(2010/2011)
1). Penyimpangan bersifat sementara dan pertama
2). Masyarakat dapat mentolerensi penyimpangan
3). Penyimpangan dilakukan berulang-ulang
4). Penyimpangan sudah menjadi kebiasaan.
Yang termasuk ciri-ciri penyimpangan primer adalah.....
A.    1 dan 2
B.    1 dan 3
C.    2 dan 3
D.    2 dan 4
E.    3 dan 4
13.  Gosip atau desas-desus adalah berita yang menyebarsecara cepat dan dan tidak  tidak berdasarkan kenyataan. Biasanya terjadi, ketika kritik sosial secara terbuka tidak dapat dilontarkan.tujuan dari gosip ini adalah......
A.    Memanaskan situasi
B.    Mengendalikan penyimpangan
C.    Meyakini kebenaran aturan
D.    Melakukan pengucilan
E.    Menciptakan efek jera
14.  Perhatikan pernyataan berikut
1). Ibu menasihati anaknya agar tidak merokok
2). Polisi menembak pencopet yang melarikan diri
3). Guru membacakan tata tertib sebelum ujian
4). Sekolah mengeluarkan siswa yang membawa narkoba
Dari pernyataan diatas, yang termasuk pengendalian sosial preventif adalah.....
A.    1 dan 2
B.    1 dan 3
C.    2 dan3
D.    2 dan 4
E.    3 dan 4
UAN 2010/2011
15.  Akibat perceraian orang tuanya, seorang anak memjadi lebih sering murung dan membolos sekolah untuk bermain di warnet. Contoh kasus tersebut  merupakan contoh perilaku menyimpang yang disebabkan oleh.......
A.    Proses sosialisasi yang tidak sempurna
B.    Kurang kasih sayang dan perhatian
C.    Pengaruh lingkungan sosial
D.    Pengawasan sekolah yang kurang
E.    Tidak mampu menerima keadaan
16.  Beberapa gejala sosial:
1). Tim Gerakan Antimadat memberikan penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba.
2). Aparat kepolisian melakukan penggerebekan terhadap para pemakai narkoba
3). Orang tua bercerita tentang dampak negatif narkoba kepada anak-anaknya.
4). Para pemakai narkoba yang tertangkap dimasukkan ke penjara.
Dari pernyataan diatas, yang termasuk pengendalian sosial preventif adalah.....
A.    1 dan 2
B.    1 dan 3
C.    2 dan3
D.    2 dan 4
E.    3 dan 4
MATERI POKOK
Penyebab Terjadinya Penyimpangan Sosial
Menurut Wilnes dalam bukunya “Punishment and Reformation sebab-sebab penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a. Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir).
b. Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan).
Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi.
Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu (faktor
objektif).
1.. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan(sosialisasi yang tidak sempurna)
Seseorang yang tidak sanggup menyerap normanorma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak (broken home).
Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
2. Proses belajar yang menyimpang
Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena seringnya membaca atau melihat tayangan tentang perilaku menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang. Misalnya, seorang anak yang melakukan tindakan kejahatan setelah melihat tayangan rekonstruksi cara melakukan kejahatan atau membaca artikel yang memuat tentang tindakan kriminal. Demikian halnya karir penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat dan makin berani/nekad merupakan bentuk proses belajar menyimpang. Hal itu juga terjadi pada penjahat berdasi putih (white collar crime) yakni para koruptor kelas kakap yang merugikan uang negara bermilyar- milyar. Berawal dari kecurangankecurangan kecil semasa bekerja di kantor/mengelola uang negara, lamakelamaan makin berani dan menggunakan berbagai strategi yang sangat rapi dan tidak mengundang kecurigaan karena tertutup oleh penampilan sesaat.
c. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial
Terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial dapat mengakibatkan perilaku yang menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang. Misalnya jika setiap penguasa terhadap rakyat makin menindas maka lama-kelamaan rakyat akan berani memberontak untuk melawan kesewenangan tersebut.
Pemberontakan bisa dilakukan secara terbuka maupun tertutup dengan melakukan penipuan- penipuan/pemalsuan data agar dapat mencapai tujuannya meskipun dengan cara yang tidak benar. Penarikan pajak yang tinggi akan memunculkan keinginan memalsukan data, sehingga nilai pajak yang dikenakan menjadi rendah. Seseorang mencuri arus listrik untuk menghindari beban pajak listrik yang tinggi. Hal ini merupakan bentuk pemberontakan/perlawanan yang tersembunyi.
d. Ikatan sosial yang berlainan
Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.
e. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan yang menyimpang
Seringnya media massa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang)  menyebabkan anak secara tidak sengaja menganggap bahwa perilaku menyimpang tersebut sesuatu yang  wajar. Hal inilah yang dikatakan sebagai proses belajar dari subkebudayaan yang menyimpang, sehingga  terjadi proses sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan menyimpang pada diri anak dan anak menganggap  perilaku menyimpang merupakan sesuatu yang wajar/biasa dan boleh dilakukan. 

4. Bentuk-Bentuk Penyimpangan Sosial
Bentuk-bentuk penyimpangan sosial dapat dibedakan menjadi dua, sebagai berikut.
a. Bentuk penyimpangan berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Penyimpangan bersifat positif
Penyimpangan bersifat positif adalah penyimpangan yang mempunyai dampak positif ter-hadap sistem sosial karena mengandung unsur-unsur inovatif, kreatif, dan memperkaya wawasan seseorang.
Penyimpangan seperti ini biasanya diterima masyarakat karena sesuai perkembangan zaman.
Misalnya emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan wanita karir.

2) Penyimpangan bersifat negatif
Penyimpangan bersifat negative adalah penyimpangan yang bertindak ke arah nilai-nilai social yang  dianggap rendah dan selalu mengakibatkan hal yang buruk. Bobot penyimpangan negatif didasarkan pada  kaidah sosial yang dilanggar. Pelanggaran terhadap kaidah susila dan adat istiadat pada umumnya dinilai lebih berat dari pada pelanggaran terhadap tata cara dan sopan santun. Bentuk penyimpangan yang bersifat negatif antara lain sebagai berikut.
a) Penyimpangan primer (primary deviation)
Penyimpangan primer adalah penyimpangan yang dilakukan seseorang yang hanya bersifat temporer dan tidak berulang-ulang. Seseorang yang melakukan penyimpangan primer masih diterima di masyarakat karena hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang tersebut.
Misalnya: siswa yang terlambat, pengemudi yang sesekali melanggar peraturan lalu lintas, dan orang yang terlambat membayar pajak.
b) Penyimpangan sekunder (secondary deviation)
Penyimpangan sekunder adalah perilaku menyimpang yang nyata dan seringkali terjadi, sehingga
berakibat cukup parah serta menganggu orang lain.
Misalnya: orang yang terbiasa minum-minuman keras dan selalu pulang dalam keadaan mabuk,
serta seseorang yang melakukan tindakan pemerkosaan.
Tindakan penyimpangan tersebut cukup meresahkan masyarakat dan mereka biasanya dicap
masyarakat sebagai “pencuri”, “pemabuk”, “penodong”, dan “pemerkosa”. Julukan itu makin melekat
pada si pelaku setelah ia ditangkap polisi dan diganjar dengan hukuman.
b. Bentuk penyimpangan berdasarkan pelakunya, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :.
1) Penyimpangan individual (individual deviation)
Penyimpangan individual adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang menyimpang dari norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan. Misalnya: seseorang bertindak sendiri tanpa rencana melaksanakan suatu kejahatan, seperti: mencuri, menodong, dan memeras.
Penyimpangan individu berdasarkan kadar penyimpangannya dibagi menjadi lima, yaitu sebagai berikut.
a) Pembandel yaitu penyimpangan yang terjadi karena tidak patuh pada nasihat orang tua agar mengubah pendiriannya yang kurang baik.
b) Pembangkang yaitu penyimpangan yang terjadi karena tidak taat pada peringatan orang-orang.
c) Pelanggar yaitu penyimpangan yang terjadi karena melanggar norma-norma umum yang berlaku
dalam masyarakat.
d) Perusuh atau penjahat yaitu penyimpangan yang terjadi karena mengabaikan norma-norma umum,
sehingga menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya.
e) Munafik yaitu penyimpangan yang terjadi karena tidak menepati janji, berkata bohong, mengkhianati
kepercayaan, dan berlagak membela.
2) Penyimpangan kelompok (group deviation)
Penyimpangan kelompok adalah tindakan sekelompok orang yang beraksi secara kolektif dengan cara yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat. Misalnya: mafia obat-obatan terlarang dan narkotika, geng, dan komplotan penjahat. Dalam penyimpangan kelompok biasanya kejahatan yang mereka lakukan sulit dibongkar dan dilacak pihak kepolisian.
5. Jenis-Jenis Penyimpangan Sosial
Batasan perilaku menyimpang ditentukan oleh norma-norma masyarakat. Jenis penyimpangan sosial (perilaku menyimpang), antara lain sebagai berikut.
a. Penyimpangan seksual
Penyimpangan seksual adalah perilaku seksual yang tida lazim dilakukan. Penyimpangan seksual dapat dibedakan  menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut.
1) Perzinaan
Perzinaan adalah hubungan seksual yang dilakukan oleh pria dengan wanita di luar pernikahan, baik  mereka yang sudah pernah melakukan pernikahan yang sah atau belum.
2) Suka terhadap sesama jenis (homoseksualitas)
Suka terhadap sesama jenis dalam penyimpangan seksual dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a) Lesbian adalah hubungan seksual yang dilakukan sesama wanita.
b) Homoseks adalah hubungan seksual yang dilakukan sesama pria.
Seseorang menjadi homoseksual pada umumnya karena pengaruh lingkungan sosial dan ada yang karena faktor bawaan sejak lahir. Tindakan ini bertentangan dengan norma-norma sosial dan agama sehingga dianggap sebagai perilaku menyimpang.


3) Hubungan seksual di luar nikah (kumpul kebo)
Hubungan seksual di luar nikah (kumpul kebo) adalah hubungan suami istri tanpa ikatan perkawinan. Hal itu  merupakan perilaku seks bebas yang mengundang terjangkitnya penyakit kelamin yang  membahayakan  seperti virus HIV penyebab penyakit AIDS.
4) Pemerkosaan
Pemerkosaan adalah tindakan pemaksaan dengan kekerasan pada orang lain untuk melakukan hubungan seksual. Penyimpangan seksual selain bertentangan dengan norma, juga berbahaya bagi pelakunya maupun bagi masyarakat. Bahaya dari penyimpangan seksual antara lain sebagai berikut.
1) Pencemaran dan pencampuradukan keturunan.
Masyarakat Indonesia masih menjunjung adat keturunan yang mengagungkan kesucian, kehormatan, dan  kemurnian keturunan.
2) Penularan penyakit kelamin yang membahayakan pasangan suami istri dan dapat mengancam  keselamatan anak yang dilahirkannya. Penyakit HIV AIDS yang sangat menakutkan juga disebabkan oleh zina.
3) Ketidakteraturan rumah tangga sebagai akibat perceraian karena suami atau istri berbuat zina, sehingga  menghancurkan keluarga.
4) Telantarnya anak-anak yang tidak berdosa sebagai akibat ulah orang-orang yang tidak bertanggung  jawab (para pelaku zina), sehingga anak yang dilahirkan mendapat julukan anak haram.
b. Penyalahgunaan narkotika
Penggunaan narkotika di bidang kedokteran, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan dapat memberikan manfaat bagi manusia. Sebaliknya jika narkotika digunakan tidak sesuai dengan norma agama dan masyarakat maka akan mengakibatkan perilaku menyimpang.
Jenis-jenis narkotika antara lain ganja, candu, putaw, sabu-sabu, morfin, dan heroin. Ada beberapa alas an orang menggunakan narkotika antara lain sebagai berikut.
1) Ingin menghilangkan atau mengurangi rasa takut.
2) Ingin menghilangkan rasa malu atau minder.
3) Ingin melupakan kesulitan atau permasalahan hidup meskipun hanya sebentar.
4) Ada yang hanya sekedar ingin coba-coba supaya tidak ingin ketinggalan zaman.
Penggunaan narkotika pada tingkatan dan waktu tertentu akan mengakibatkan ketergantungan pada narkotika. Bahkan bisa menjadikan seseorang berbuat menyimpang seperti pembunuhan, pemerkosaan, dan perampokan.
Contoh penyalahgunaan narkotika antara lain sebagai berikut.
1) Zat yang semestinya diberikan kepada orang sakit untukmengurangi rasa sakit malah dipakai orang sehat.
2) Obat penenang semestinya untuk pasien jiwa agar tidak mengamuk justru dipakai orang sehat.
c. Perkelahian pelajar
Perkelahian pelajar atau tawuran selalu diawali dengan adanya suatu konflik antara dua pelajar atau lebih yang berlainan sekolah. Perkelahian pelajar atau tawuran menjadi suatu masalah yang serius karena peserta tawuran cenderung mengabaikan norma-norma yang ada, membabi buta, melibatkan korban yang tak bersalah dan merusak apa saja yang ada di sekitarnya. Akibatnya, tawuran mendatangkan bentuk penyimpangan lain seperti perusakan, penganiayaan, dan bahkan pembunuhan.
d. Alkoholisme
Minuman alkohol mempunyai efek negatif terhadap saraf. Alkohol dapat mengakibatkan mabuk dan tidak dapat berpikir secara normal. Akibatnya seorang pemabuk mudah melakukan tindakan yang tidak terkendali baik secara fisik, sosial, maupun psikologis sehingga merugikan dirinya maupun orang lain.
e. Tindakan kriminal atau tindakan kejahatan
Tindakan kejahatan adalah suatu bentuk pelanggaran norma hukum, khususnya yang menyangkut pidana dan perdata yang pada dasarnya merupakan tindakan yang merugikan orang lain. Tindakan kriminal antara lain adalah pencurian, pemerkosaan, dan perampokan. Tindak kejahatan mencakup pula semua kegiatan yang dapat mengganggu keamanan dan kestabilan negara seperti korupsi, makar, subversi, dan terorisme.
f. Penyimpangan dalam gaya hidup yang lain dari biasanya
Penyimpangan dalam gaya hidup yang lain dan biasanya, misalnya berikut ini.
1) Sikap arogansi adalah kesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya seperti kekayaan, kekuasaan, dan kepandaian. Sikap arogansi bisa saja dilakukan oleh seseorang yang ingin menutupi kekurangan yang dimilikinya.
2) Sikap eksentrik adalah perbuatan yang menyimpang dari biasanya sehingga dianggap aneh, seperti anak laki-laki memakai anting-anting, perempuan memakai anting di lidahnya, gaya rambut modern (berdiri ke atas), dan seniman berambut gondrong.
6. Teori-Teori Perilaku Menyimpang
Teori-teori yang menjelaskan tentang perilaku menyimpang, antara lain sebagai berikut.
a. Teori fungsi oleh Durkheim
Menurut teori fungsi, bahwa keseragaman dalam kesadaran moral semua warga masyarakat tidak mungkin ada, karena setiap individu berbeda dengan yang lain. Oleh karena itu, orang yang berwatak jahat akan selalu ada di lapisan masyarakat manapun. Bahkan menurut Durkheim kejahatan perlu bagi masyarakat, sebab dengan adanya kejahatan maka moralitas dan hukum akan berkembang secara normal. Dengan demikian perilaku menyimpang memiliki fungsi yang positif.
b. Teori merton oleh K. Merton
Menurut teori Merton, bahwa struktur sosial bukan hanya menghasilkan perilaku yang konformis (sesuai dengan norma) melainkan juga menghasilkan perilaku yang menyimpang. Struktur sosial dapat menghasilkan pelanggaran terhadap aturan sosial dan juga menghasilkan anomie yaitu pudarnya kaidah.
c. Teori labelling oleh Edwin M. Lement
Menurut teori labelling, bahwa seseorang menjadi menyimpang karena proses labelling yang diberikan masyarakat kepada dirinya. Labelling adalah pemberian nama atau konotasi buruk, misalnya si pemabuk, si pembolos, si perokok, sehingga meskipun ia tidak lagi melakukan penyimpangan tetap diberi gelar sebutan pelaku menyimpang. Dari hal tersebut ia akan tetap melakukan penyimpangan karena terlanjur dicap oleh masyarakat.
d. Teori konflik oleh Karl Marx
Menurut teori konflik, bahwa kejahatan terkait erat dengan perkembangan kapitalisme. Perilaku menyimpang diciptakan  oleh kelompok-kelompok berkuasa dalam masyarakat untuk melindungi kepentingan sendiri. Hukum merupakan cerminan kepentingan kelas yang berkuasa dan sistem peradilan pidana mencerminkan kepentingan mereka. Orang miskin yang melakukan pelanggaran dihukum sedangkan pengusaha besar yang melakukan pelanggaran tidak dibawa ke pengadilan. Demikian menurut pendapat Karl Marx.
e. Teori pergaulan berbeda oleh Edwin H. Sutherland.
Menurut teori pergaulan berbeda, bahwa penyimpangan bersumber dari pergaulan dengan kelompok yang telah menyimpang. Penyimpangan diperoleh melalui proses alih budaya (cultural transmission). Melalui  proses tersebut seseorang mempelajari penyimpangan, maka lamakelamaan ia pun akan tertarik dan  mengikuti pola perilaku yang menyimpang tersebut.
B. Pengendalian Sosial (Sosial Control)
1. Ciri-Ciri Pengendalian Sosial
ciri-ciri pengendalian sosial adalah sebagai berikut.
a. Suatu cara/metode atau teknik untuk menertibkan masyarakat/individu.
b. Dapat dilakukan oleh individu terhadap individu, kelompok terhadap kelompok atau kelompok terhadap individu.
c. Bertujuan mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan yang terus terjadi dalam masyarakat.
d. Dilakukan secara timbal balik meskipun terkadang tidak disadari oleh kedua belah pihak.
Jika semua individu maupun masyarakat berperilaku sesuai dengan norma di masyarakat, berarti  pengendalian sosial sudah dilaksanakan secara efektif.
2. Tujuan Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.
a. Untuk menjaga ketertiban sosial. Apabila nilai-nilai dan norma-norma sosial dijalankan semua masyarakat, maka ketertiban sosial dalam masyarakat dapat terpelihara.
Salah satu cara menanamkan nilai dan norma sosial adalah melalui lembaga pendidikan dan pendidikan keluarga. Melalui lembaga tersebut anak diarahkan untuk meyakini nilai dan norma sosial yang baik.
b. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan terhadap nilai-nilai dan norma-norma sosial di masyarakat.
Dengan adanya pengendalian sosial seseorang atau masyarakat mulai berfikir jika akan berperilaku menyimpang.
c. Untuk mengembangkan budaya malu.
Pada dasarnya setiap individu memiliki “rasa malu“, karena rasa malu berhubungan dengan harga diri seseorang. Harga diri seseorang akan turun jika seseorang melakukan kesalahan yang melanggar norma-norma sosial di dalam masyarakat. Jika seseorang melakukan kesalahan maka masyarakat akan mencela. Celaan tersebut menyadarkan seseorang untuk tidak mengulangi pelanggaran terhadap norma. Jika setiap perbuatan melanggar norma dicela maka “budaya malu“ akan timbul dalam diri seseorang.


d. Untuk menciptakan dan menegakkan sistem hukum.
Sistem hukum merupakan aturan yang disusun secara resmi dan disertai sanksi tegas yang harus diterima oleh seseorang yang melakukan penyimpangan.
3. Sifat-Sifat Pengendalian Sosial
Sifat-sifat pengendalian sosial dapat dibedakan menjadi tiga sebagai berikut.
a. Preventif
Pengendalian sosial bersifat preventif adalah pengen-dalin sosial yang dilakukan sebelum terjadi penyimpangan terhadap nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Dengan kata lain tindakan preventif merupakan tindakan pencegahan. Contoh:
1) Seorang ibu melarang anak lelakinya merokok karena merokok dapat merusak kesehatan.
2) Polisi menegur pemakai jalan raya yang melanggar rambu-rambu lalu lintas.
b. Kuratif
Pengendalian sosial bersifat kuratif adalah pengendalian sosial yang dilakukan pada saat terjadi  penyimpangan sosial.
Contoh:
Seorang guru menegur dan menasihati siswanya karena ketahuan menyontek pada saat ulangan.
c. Represif
Pengendalian sosial bersifat represif adalah pengendalian sosial yang bertujuan mengembalikan keserasian yang pernah terganggu karena terjadinya suatu pelanggaran. Pengendalian ini dilakukan setelah seseorang melakukan penyimpangan.
Contoh:
Seorang guru memberi tambahan pekerjaan rumah dua kali lipat saat mengetahui siswanya tidak mengerjakan pekerjaan rumah yang ditugaskan padanya.
5. Jenis-Jenis Pengendalian Sosial
Dalam pergaulan sehari-hari kita akan menjumpai berbagai jenis pengendalian sosial yang digunakan untuk
mencegah atau mengatasi perilaku menyimpang. Jenis pengendalian tersebut antara lain berikut ini.
a. Gosip atau desas-desus
Gosip atau desas-desus adalah bentuk pengendalian sosial atau kritik sosial yang dilontarkan secara tertutup oleh masyarakat. Gosip sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, yakni apabila ada individu/kelompok yang tindakannya menyimpang dari nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku, maka individu tersebut akan menjadi bahan pembicaraan masyarakat.
Contoh: apabila ada seseorang siswa SMA diketahui temannya terlibat penyalahgunaan obat terlarang dan minum-minuman keras. Siswa tersebut akan menjadi bahan pembicaraan/gosip teman-teman sekolahnya yang kemudian berkembang menjadi bahan pembicaraan guru, orang tua, dan masyarakat sekitar. Kritik sosial yang dilakukan masyarakat dalam bentuk gosip/desas-desus tersebut dapat berperan sebagai pengendalian sosial. Dari adanya gosip tersebut pelaku merasakan bahwa dia melakukan suatu pelanggaran norma-norma sosial. Misalnya seorang gadis yang hamil, ia segera mendesak pacarnya untuk menikahi, atau meminta segera dinikahkan secara resmi oleh orang tuanya. Demikian pula bagi pelajar SMA yang terlibat penggunaan obat terlarang, ia akan segera menghentikan tindakannya.
b. Teguran
Teguran adalah kritik sosial yang dilontarkan secara terbuka oleh masyarakat terhadap warga masyarakat yang berperilaku menyimpang. Teguran ini umumnya dilakukan oleh orang-orang dewasa seperti para orang tua, guru, tokoh-tokoh masyarakat dan para pemimpin masyarakat.
Dalam pelaksanaannya teguran ada dua macam, yaitu teguran lisan dan teguran tertulis. Teguran lisan adalah teguran yang dilontarkan secara lisan kepada individu yang berperilaku menyimpang. Misalnya teguran orang tua secara langsung terhadap anaknya yang berperilaku menyimpang, teguran guru kepada siswa yang melanggar, teguran lisan pemimpin terhadap bawahannya yang melanggar, dan sebagainya. Adapun teguran tertulis adalah bentuk teguran yang dilakukan secara tidak langsung, tetapi melalui surat. Teguran tertulis pada umumnya dilakukan oleh pemimpin kepada bawahannya karena kewenangan dalam suatu organisasi atau instansi tertentu. Misalnya teguran tertulis melalui surat dari kepala sekolah terhadap guru yang melanggar, teguran tertulis dari kepala desa kepada aparatnya yang melanggar, teguran tertulis dari gubernur kepada bupati yang melanggar, dan sebagainya. Kritik sosial bentuk teguran ini dapat berperan pula sebagai pengendalian sosial, karena mereka yang berperilaku menyimpang itu jika ditegur atasannya cenderung memperbaiki sikap dan tindakannya.
c. Pendidikan
Pendidikan juga berperan sebagai alat pengendalian sosial, karena pendidikan dapat membina dan mengarahkan warga masyarakat (terutama anak sekolah) kepada pembentukan sikap dan tindakan yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, dan negaranya. Menurut pendapat para ahli sosiologi maupun ahli psikologi, bahwa pengaruh pendidikan sangat menentukan proses pembentukan kepribadian seseorang. Individu yang berpendidikan baik cenderung berperilaku lebih baik dari pada individu yang kurang berpendidikan. Berpendidikan artinya individu mempunyai, mengalami, dan mengikuti pendidikan yang sempurna dalam kehidupannya sehingga ia dapat membedakan mana yang benar dan salah, mana yang baik dan buruk, atau mana yang boleh dan tidak boleh. Sebaliknya individu yang kurang pendidikan, ia cenderung mengalami kesulitan penyesuaian dirinya dalam interaksi sosial di masyarakat. Berdasarkan asumsi tersebut, maka pendidikan dapat berfungsi untuk mencegah dan mengatasi perilaku menyimpang dari warga masyarakat.
d. Agama
Sama halnya dengan pendidikan, agama pun dapat berperan sebagai alat pengendalian sosial. Agama dapat memengaruhi sikap dan perilaku para pemeluknya dalam pergaulan hidup bermasyarakat. Agama pada dasarnya berisikan perintah, larangan, dan anjuran kepada pemeluk dalam menjalani hidup sebagai makhluk pribadi, makhluk Tuhan, dan sekaligus sebagai makhluk sosial. Norma-norma agama berfungsi untuk membimbing dan mengarahkan para pemeluk agama dalam bersikap dan bertindak di masyarakat. Apabila individu yang beragama tersebut berperilaku menyimpang atau bertindak melanggar norma-norma agama, tentu ia akan dicekam perasaan bersalah atau berdosa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Bagi penganut agama yang baik tentu ia akan berusaha menghindari perilaku yang melanggar norma-norma agamanya. Dengan demikian jelaslah, bahwa agama sangat berperan sebagai alat pengendalian sosial.
e. Hukuman (Punishment)
Menyimak keempat jenis pengendalian sosial di depan, yakni gosip, teguran, pendidikan, dan agama dirasakan kurang tegas dan nyata sanksinya bagi individu yang berperilaku menyimpang. Dalam kenyataan  sehari-hari di dalam masyarakat, terdapat pula individu-individu yang tebal muka. Sudah hilang rasa malunya atau tidak percaya adanya siksa Tuhan. Mereka tentu tidak jera sekalipun digosipkan, ditegur, ataupun  diberikan pendidikan/pengarahan. Oleh karena itu diperlukan adanya hukum fisik seperti hukuman mati, hukuman penjara, hukuman denda atau pencabutan hak-hak oleh masya-rakat/pemerintah.
Dengan adanya sanksi hukuman yang keras tersebut, diharapkan bisa membuat jera bagi para pelanggar, sehingga tidak berani mengulanginya lagi. Tidak hanya si pelaku, tetapi juga berpengaruh besar terhadap warga masyarakat lainnya. Jadi, jelas bahwa hukuman merupakan alat pengendalian sosial yang paling keras dan tegas dibandingkan jenis pengendalian sosial. Misalnya individu yang melakukan pemerkosaan, penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang, pencurian ataupun pembunuhan. Mereka tentu tidak akan banyak pengaruhnya bila hanya digosipkan atau ditegur begitu saja, melainkan harus diberi hukuman yang seberat-beratnya agar tidak mengulangi lagi perbuatan tersebut.
5. Cara-Cara Pengendalian Sosial
Ada beberapa macam cara pengendalian sosial agar individu dan masyarakat berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan. Cara pengendalian tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Cara persuasif
Cara persuasif dalam pengendalian sosial dilakukan dengan menekankan pada usaha mengajak dan membimbing anggota masyarakat agar bertindak sesuai dengan cara persuasif. Selain itu cara persuasif juga menekankan pada segi nilai pengetahuan (kognitif) dan nilai sikap (afektif).
Contoh cara persuasif:
Seorang guru membimbing dan membina siswanya yang kedapatan menyontek pada saat ulangan. Guru memberikan pengertian bahwa menyontek itu menunjukkan sikap tidak percaya diri dan kelak di kemudian hari menjadikan ia seorang yang bodoh dan tidak jujur.
b. Cara koersif
Cara koersif dalam pengendalian sosial dilakukan dengan kekerasan atau paksaan. Biasanya cara koersif dilakukan dengan menggunakan kekuatan fisik. Cara koersif dilakukan sebagai upaya terakhir apabila cara pengendalian persuasif tidak berhasil. Selain itu cara koersif akan membawa dampak negatif secara  langsung maupun tidak langsung, karena menyelesaikan masalah dengan kekerasan akan menimbulkan  banyak kekerasan pula. Pengendalian sosial dengan cara koersif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.
1) Kompulsif (compulsion) yaitu kondisi/situasi yang sengaja diciptakan sehingga seseorang terpaksa taat atau patuh pada norma-norma. Misalnya: untuk membuat jera para pencopet, apabila tertangkap basah langsung dikeroyok dan dihakimi massa.
2) Pervasi (pengisian) yaitu penanaman norma secara berulang-ulang dengan harapan bahwa norma  tersebut masuk ke dalam kesadaran seseorang, sehingga orang tersebut akan mengubah sikapnya sesuai yang diinginkan. Misalnya: bimbingan orang tua terhadap anak-anaknya secara terus-menerus.
C. Lembaga Pengendalian Sosial
Dalam masyarakat Indonesia yang memiliki peranan mengendalikan perilaku menyimpang antara lain polisi, pengadilan, adat, dan tokoh masyarakat.
1. Polisi
Polisi bertugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Polisi adalah aparat penegak hukum yang bertugas menegakkan kaidah-kaidah/norma sosial. Sebagai penegak hukum polisi juga bertugas melakukan penyidikan berbagai macam kasus penyimpangan sosial khususnya kejahatan dan laporan tentang  gangguan ketertiban masyarakat. Polisi juga mempunyai tanggung jawab melakukan pembinaan kepada masyarakat agar berperilaku sesuai dengan harapan yang diatur dalam norma-norma masyarakat yang bersangkutan. Seseorang yang melanggar aturan dalam norma-norma masyarakat yang bersangkutan akan dijadikan sebagai orang yang dicurigai, terdakwa, terpidana, atau tersangka.
2. Pengadilan
Pengadilan merupakan lembaga resmi yang dibentuk pemerintah untuk menangani pelanggaran-pelanggaran norma/kaidah yang ada di masyarakat. Dalam pengadilan terdapat perangkat yang bertugas menjalankan pengadilan antara lain, hakim, jaksa, panitera, dan pengacara. Kaidah-kaidah/norma yang dijadikan patokan dalam berperilaku yang diakui pemerintah - hukum. Hukum merupakan salah satu alat pengendali sosial yang sangat ampuh, karena orang yang melanggar hukum akan dijatuhi sanksi-sanksi sesuai dengan penyimpangan yang telah dilakukan.
3. Adat
Masyarakat Indonesia kebanyakan masih memegang kuat kebiasaan-kebiasaan peninggalan nenek moyang kita. Kebiasaan tersebut dinamakan adat. Adat berisi nilai-nilai, norma-norma, dan kaidah sosial yang harus dipahami, dijalani, dan dipelihara secara turun-temurun. Seseorang yang melanggar adat akan dicemooh dan digunjingkan oleh masyarakat di sekitarnya. Pihak yang berhak menegakkan adat adalah pemuka adat..
Sanksi yang diberikan kepada pelanggar adat ada yang ringan dan ada yang berat. Sanksi yang ringan misalnya digunjingkan, dicemooh, diejek, dan lain-lain. Jika sanksinya berat biasanya dimusyawarahkan dulu dengan pemuka adat baru kemudian diterapkan kepada pelaku penyimpang. Misalnya: orang yang tidak mengadakan upacara adat perkawinan, digunjingkan oleh masyarakat sekitarnya.
4. Tokoh Masyarakat
Tokoh masyarakat adalah seseorang yang memiliki pengaruh besar, dihormati, dan disegani dalam masyarakat karena pekerjaannya, kecakapannya, dan sifat-sifat tertentu yang dimilikinya. Tokoh masyarakat bisa berasal dari pemuka agama, pemuka masyarakat, atau dari profesi lain yang dianggap terhormat. Pada daerah-daerah tertentu keberadaan tokoh masyarakat lebih penting dari pada aparat resmi pemerintahan. Maka dari itu segala perilaku dan perkataan tokoh masyarakat selalu ditiru dan diikuti oleh anggota masyarakat.